Pesisir Barat, infoliputan.com – Sebuah tragedi menimpa seorang nelayan di Pesisir Barat, Lampung. Lebih tepatnya, orang melaporkan Dedi Supriadi (30), warga Sumberagung, Kecamatan Ngambur, hilang tenggelam di Pantai Labuhan Agung Ngambur pada Selasa (6 Mei 2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Hingga saat ini, pencarian belum membuahkan hasil.
Selanjutnya, kejadian nahas itu terjadi ketika Dedi dan kakak kandungnya, Lekat Khiodir, melaut di perairan yang dikenal dengan gelombang lautnya yang tinggi. Ombak besar menerjang mereka, memisahkan Dedi dari kakaknya, dan Dedi hilang ditelan lautan. Lekat Khiodir, warga Dusun Surabaya, Pekon Muara Tambulih, Kecamatan Ngambur, selamat dari peristiwa tersebut.
Sebagai respons atas kejadian ini, tim gabungan yang terdiri dari Polres Pesisir Barat, Basarnas, BNPB, Dit Polairud Polda Lampung, TNI, dan nelayan setempat langsung menerjunkan diri untuk melakukan pencarian. Namun demikian, kondisi cuaca yang buruk dan gelombang laut yang tinggi menghambat upaya pencarian.
Makna Labuhan Agung Ngambur dan Harapan Masyarakat
Di sisi lain, Labuhan Agung Ngambur, lokasi kejadian, memiliki sejarah dan makna tersendiri bagi masyarakat setempat. Cerita turun-temurun menyebutkan lokasi ini menyimpan nilai historis dan spiritual yang berkaitan dengan leluhur. Ketiga labuhan di Ngambur—Labuhan Agung Ngambur, Labuhan Baru (depan Masjid Pasar Minggu), dan Labuhan Perahu (Labuhan Kumbing)—memiliki arti penting, meskipun kini kondisinya telah berubah akibat pertumbuhan karang dan pendangkalan.
Oleh karena itu, masyarakat Ngambur berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten Pesisir Barat memberikan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di ketiga labuhan tersebut, terutama untuk menjamin keselamatan para nelayan. Kondisi perairan yang dangkal dan arus yang tak terkendali mengancam para nelayan yang mencari nafkah di laut.
Sebagai langkah pencegahan, Peratin Cuku Bunjak, M. Yani, mengimbau para nelayan agar selalu waspada dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut, terutama saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Hal ini sangat penting mengingat keselamatan nelayan merupakan prioritas utama.
Kesimpulannya, pencarian Dedi Supriadi masih terus berlangsung. Doa dan dukungan dari seluruh pihak sangat dibutuhkan agar korban segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan dapat menerima kabar baik. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu memprioritaskan keselamatan di laut. (Majisin)