Bojonegoro || Info Liputan |
Program Scale Up Bisnis yang berlangsung selama satu bulan dibulan ramadhan di Wahana Kampoeng Drenges,Bojonegoro telah membawa dampak positif bagi para peserta. Program ini diikuti oleh sejumlah pemuda dari berbagai daerah, dengan tujuan meningkatkan keterampilan bisnis mereka, memperbaiki strategi pemasaran, serta meningkatkan omzet usaha.
Salah satu peserta, Agus Pujianto, mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro, menyatakan bahwa program ini membantu bisnis sablon dan konveksi kaosnya berkembang pesat. “Dulu bisnis saya berjalan tanpa arah yang jelas, namun setelah mengikuti program ini, interaksi dengan pelanggan meningkat dan pesanan pun bertambah signifikan,” ujarnya.
Kini, omzet bisnisnya meningkat hingga mencapai 70%. Budi Pratikno, mahasiswa Universitas Islam Lamongan, juga merasakan dampak positif dari program ini.
Dengan mengoptimalkan tampilan toko online dan katalog WhatsApp, omzet bisnis konveksinya mengalami kenaikan drastis. “Sebelumnya omzet saya Rp8 juta per bulan, kini meningkat sekitar Rp12 juta setiap bulannya,” ungkapnya.
Ia memanfaatkan platform Shopee, TikTok, Facebook, dan WhatsApp dalam menjalankan bisnisnya, hal serupa dirasakan oleh Abu, lulusan Universitas Negeri Jember, yang juga bergerak di bidang sablon kaos. Ia mengaku omzet bisnisnya meningkat sebesar 30% setelah mengikuti program ini. “Program ini membantu saya memperbaiki strategi penawaran, meningkatkan kualitas toko, dan memperluas pasar,” katanya.
Peserta lainnya, Wahyu Imam, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro, mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan omzetnya tetapi juga membantunya memahami karakter pengusaha sukses. “Sebelumnya omzet saya hanya sedikit sekali, namun sekarang sudah berlipat ganda,” tuturnya.
Ahmad Jabal Maulidaya Sabah, lulusan Universitas Airlangga, yang menjalankan bisnis sablon dan konveksi, juga mengalami lonjakan omzet dari Rp4 juta menjadi Rp9 juta per minggu setelah mengikuti program ini. “Saya belajar banyak tentang pengelolaan marketplace seperti Shopee dan TikTok, serta strategi marketing yang lebih efektif,” jelasnya.
Irgi, pemuda dari Desa Siwalan, mencatat peningkatan pesanan hingga 70% setelah memperbaiki profil toko Shopee dan strategi bisnisnya. Sementara itu, Galih Putra Wibisono, mahasiswa Universitas Sunan Giri Bojonegoro, yang menjalankan bisnis sablon dengan brand Indocosmic, melaporkan peningkatan omzet hingga 200%.
Program ini membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat dan pendampingan yang baik, para pengusaha muda dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis mereka secara signifikan.
(Pras)