Flores, Nusa Tenggara Timur – Pengamat ekonomi Ibassadino, yang berasal dari Pringsewu, Lampung, menekankan pentingnya stabilitas politik dalam menentukan arah ekonomi Indonesia pada tahun 2026. Saat ini berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Ibassadino menilai bahwa tahun 2025 akan menjadi periode krusial di mana dinamika politik akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, pemerintah dan pelaku usaha harus memastikan bahwa kebijakan politik yang diambil tidak menciptakan ketidakpastian ekonomi, terutama di tengah perubahan global yang cepat. Ibassadino menyatakan bahwa stabilitas politik adalah fondasi bagi iklim ekonomi yang kondusif.
“Kita melihat geliat politik semakin kuat di akhir 2025. Namun, yang harus diingat adalah stabilitas politik itu sangat menentukan iklim ekonomi. Ketika politik tenang, investor percaya, dan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan,” ujarnya saat ditemui di Flores.
Ibassadino menekankan bahwa kebijakan ekonomi nasional di tahun mendatang harus fokus pada penguatan sektor produktif, terutama pertanian, perikanan, dan UMKM. Sektor-sektor ini merupakan tulang punggung ekonomi daerah, termasuk di wilayah timur Indonesia.
Ia menyoroti potensi ekonomi besar yang dimiliki NTT, yang seringkali terhambat oleh kebijakan pusat yang belum sepenuhnya mendukung daerah. “Daerah seperti NTT punya kekayaan alam dan sumber daya manusia yang luar biasa. Kalau didukung kebijakan politik yang tepat, NTT bisa menjadi lumbung ekonomi baru di kawasan timur,” tambahnya.
Selain itu, Ibassadino mengingatkan pemerintah untuk menjaga harga bahan pokok, memperluas lapangan kerja, dan mendorong ekonomi digital menjelang tahun 2026. Tujuannya adalah agar pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar.
“Politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Ketika politik stabil, ekonomi rakyat ikut bergerak. Tapi kalau terjadi gesekan politik, dampaknya langsung terasa di pasar, di harga-harga, dan di daya beli masyarakat,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Ibassadino berharap para pemimpin politik di tingkat nasional maupun daerah dapat menjaga komunikasi dan komitmen terhadap kesejahteraan rakyat. “Kita butuh pemimpin yang berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya pada kepentingan politik jangka pendek,” tegasnya.
Penulis: Redaksi
Sumber: Wawancara langsung dengan Ibassadino